Pacar Pertama dan Menjadi Pacar TerakhirKu
Pacar Pertama dan Menjadi Pacar TerakhirKu <3
Banyak sekali perubahan yang
kualami setelah masuk ke sekolah pertama ini, disini aku mengetahui arti
penting seorang sahabat, dan mulai mengenal apa itu yang disebut cinta.
Masa-masa manis selalu kurasakan setiap harinya bersama sahabat baikku, febi
margareta, tiara clarissa, dan farida angel, serta aku sendiri bernama rina
agustina. Kami telah bersahabat sejak kelas lima SD, mereka adalah teman-teman
yang selalu ada saat aku butuh. Ini adalah tahun terakhir kami di SMP ini,
bukannya sibuk mempersiapkan diri untuk UN, aku malah sibuk sendiri
memperhatikan “Beni Antonio Putra”, pria terpopuler dan sering mendapat juara 1
umum di SMP ini. Diam-diam selama setengah tahun terakhir ini aku
memerhatikannya diam-diam, bahkan aku tidak berani bercerita pada sahabatku.
Aku mulai menyukai beni ketika
aku melihat dia memayungi anak-anak kucing dipinggir jembatan didekat sekolah,
kulihat dia membiarkan dia basah kuyup, dan malah melindungi anak-anak kucing
itu. Orang-orang selalu menganggap bahwa beni adalah pria yang sangat dingin
dan egois, tapi hari itu aku melihat sisi hangat dan baik darinya. Hari itu
kulihat senyum manis dipipinya saat iya memayungi kucing itu. Sejak hari itu
aku baru mengetahui bahwa dia adalah anak yang baik, dan merubah pikiran-pikiran
jahat tentangnya.
Kuperhatikan dia diam-diam, namun
akhir-akhir ini dia menghindar, aku merasa bahwa dia telah mengetahui bahwa aku
memerhatikannya. Hingga suatu hari saat aku keluar dari toko buku, ternyata
diluar hujan, aku jadi teringat pada beni, dan tiba-tiba kulihat beni sedang
mengeluarkan payungnya disampingku. Aku sangat terkejut. Lalu dia berkata
padaku, “ayo pergi bersama, kita satu arahkan?!”. “ha!, ii iya”, tanpa berpikir
aku ikut dengannya. Aku merasa momen-momen ini sangat romantis, kulihat bajunya
basah terkena hujan, karena dia mengarahkan payungnya padaku. sampai dijalan
sempit dekat rumahku, dia menyuruhku membawa payungnya karena arah kami
berbeda, diapun langsung pergi setelah memberikan payungnya.
Keesokan harinya saat pulang
sekolah, aku sengaja tidak pulang bersama temanku karena ingin mengembalikan
payung beni. Kutunggu dia dijembatan dekat sekolah saat dia sampai, aku sambil
malu-malu mengucapkan trimakasih. Lalu ia mengajakku pulang bareng. Sejak hari
itu aku dan beni sering jalan dan pulang bersama, namun aku tidak member tahu
temanku. Hingga pada hari setelah bagi raport semester 1, beni mengatakan
perasaannya padaku. Aku sangat senang dan menerimanya. Rencananya aku ingin
member tahukan ini pada teman-temanku nanti setelah masuk.
setelah kurang lebih 19 hari
libur, aku dengan gembira masuk kekelas diam-diam ingin mengagetkan
teman-temanku, namun kudengar febi mengatakan bahwa dia menyukai beni. Aku
sangat terkejut sampai terjatuh, “ada apa rina?, kamu gapapa?”, Tanya rina
sambil menjulurkan tangannya padaku. “apa kamu menyukai beni??”, tanyaku. “iya,
dia sudah menyukainya sejak 2 tahun lalu”, jawab tiara. Aku tersenyum.
Malam
harinya aku mengajak beni jalan-jalan, kami menghabiskan waktu berdua, tepat
pukul 11.50 malam, didepan rumahku aku mengatakan padanya bahwa aku ingin
putus. Aku langsung berlari masuk kegerbang rumahku, dan menutupnya. Kulihat
dari celah-celah gerbang beni masih didepan rumahku seakan tidak percaya.
Setelah beberapa hari aku mulai kembali bersama teman-temanku seperti dulu,
namun tiba-tiba berita tentang aku dan beni tersebar, aku tidak tahu apa yang
harus kulakukan, teman-temanku bertanya-tanya padaku seakan tak percaya. Lalu
tiara memarahiku, dan menganggapku penghianat, serta keesokan harinya tiara
melempariku dengan telur, lalu beni menolongku, kulihat farida dan febi diam
saja melihatku begini.
Aku benar-benar sendirian kini,
kucoba menjelaskan pada temanku, namun mereka tidak mau mendengar, hanya farida
yang masih ingin mendengarkanku. Setelah seminggu aku benar-benar tidak tahan
dengan keadaan ini, kukatakan pada mereka bahwa aku benar-benar menyesal, lalu
farida mendekatiku dan mengatakan bahwa dia percaya, lalu febipun begitu, dan
juga tiara, kami tak henti menangis. Kukatakan pada febi bahwa setelah aku
mengetahui bahwa dia menyukai beni aku langsung memutuskannya, lalu febi
berkata, “kini aku tidak menginginkannya lagi asal kita selalu bersama seperti
ini”.
Hemm, kini enam tahun telah
berlalu dari kelulusan, kami berempat menelusuri jejak kami masing-masing, dan
entah kenapa selama enam tahun ini aku selalu memikirkan kabar beni, pacar
pertamaku. Saat aku menunggu bis di halte, hari menjadi hujan, dan aku mulai
mem-flashback kemasalaluku bersama beni, dulu aku sangat menginginkan kami terus bersama, belajar bersama, jalan bersama, dan naik sepeda bersama. tapi itu hanya sekedar impian.
Aku menjulurkan
tanganku untuk merasakan air hujan, lalu tiba-tiba kulihat ada seorang pria
disebelahku. Kutatap wajahnya, dan aku langsung menunduk karena ternyata itu
adalah beni.
“kau mau jalan-jalan sebentar
denganku?”, tanyanya.
Akupun mengangguk. Dia masih sama seperti
dulu, sangat tampan dan baik. “kenapa kau melakukan itu?”, tanyanya.
Aku bingung, lalu ia berkata
lagi, “aku sudah tahu semuanya, alasan kenapa kau putus denganku, 3 tahun aku
bingung kenapa kamu memutuskanku. Dan setelah aku pelang dari luar negri kurang
lebih dua tahun lalu, aku bertemu febi, lalu dia menceritakan semuanya.
Semuanya… dan terakhir dia mengatakan bahwa kamu masih menungguku. Aku ingin
tahu apakah itu benar…J”.
Aku bingung harus menjawab apa,
lalu dia berkata, “mari kita mulai semuanya dari awal!”. Aku benar-benar
terkejut, tapi aku sangat senang.
Tak lama dari itu dia memperkenalkanku pada
kedua orang tuanya dan mempertemukan aku dan sahabat-sahabatku lagi. Aku sangat
mencintainya, dan bagiku ini adalah awal yang baru untuk kami J
Komentar
Posting Komentar