Pacar Pertamaku (CERPEN)



Pacar pertamaku….
Banyak sekali perubahan yang kualami setelah masuk ke sekolah pertama ini, disini aku mengetahui arti penting seorang sahabat, dan mulai mengenal apa itu yang disebut cinta. Masa-masa manis selalu kurasakan setiap harinya bersama sahabat baikku, febi margareta, tiara clarissa, dan farida angel, serta aku sendiri bernama rina agustina. Kami telah bersahabat sejak kelas lima SD, mereka adalah teman-teman yang selalu ada saat aku butuh. Ini adalah tahun terakhir kami di SMP ini, bukannya sibuk mempersiapkan diri untuk UN, aku malah sibuk sendiri memperhatikan “Beni Antonio Putra”, pria terpopuler dan sering mendapat juara 1 umum di SMP ini. Diam-diam selama setengah tahun terakhir ini aku memerhatikannya diam-diam, bahkan aku tidak berani bercerita pada sahabatku.
Aku mulai menyukai beni ketika aku melihat dia memayungi anak-anak kucing dipinggir jembatan didekat sekolah, kulihat dia membiarkan dia basah kuyup, dan malah melindungi anak-anak kucing itu. Orang-orang selalu menganggap bahwa beni adalah pria yang sangat dingin dan egois, tapi hari itu aku melihat sisi hangat dan baik darinya. Hari itu kulihat senyum manis dipipinya saat iya memayungi kucing itu. Sejak hari itu aku baru mengetahui bahwa dia adalah anak yang baik, dan merubah pikiran-pikiran jahat tentangnya.
Kuperhatikan dia diam-diam, namun akhir-akhir ini dia menghindar, aku merasa bahwa dia telah mengetahui bahwa aku memerhatikannya. Hingga suatu hari saat aku keluar dari toko buku, ternyata diluar hujan, aku jadi teringat pada beni, dan tiba-tiba kulihat beni sedang mengeluarkan payungnya disampingku. Aku sangat terkejut. Lalu dia berkata padaku, “ayo pergi bersama, kita satu arahkan?!”. “ha!, ii iya”, tanpa berpikir aku ikut dengannya. Aku merasa momen-momen ini sangat romantis, kulihat bajunya basah terkena hujan, karena dia mengarahkan payungnya padaku. sampai dijalan sempit dekat rumahku, dia menyuruhku membawa payungnya karena arah kami berbeda, diapun langsung pergi setelah memberikan payungnya.
Keesokan harinya saat pulang sekolah, aku sengaja tidak pulang bersama temanku karena ingin mengembalikan payung beni. Kutunggu dia dijembatan dekat sekolah saat dia sampai, aku sambil malu-malu mengucapkan trimakasih. Lalu ia mengajakku pulang bareng. Sejak hari itu aku dan beni sering jalan dan pulang bersama, namun aku tidak member tahu temanku. Hingga pada hari setelah bagi raport semester 1, beni mengatakan perasaannya padaku. Aku sangat senang dan menerimanya. Rencananya aku ingin member tahukan ini pada teman-temanku nanti setelah masuk.
setelah kurang lebih 19 hari libur, aku dengan gembira masuk kekelas diam-diam ingin mengagetkan teman-temanku, namun kudengar febi mengatakan bahwa dia menyukai beni. Aku sangat terkejut sampai terjatuh, “ada apa rina?, kamu gapapa?”, Tanya rina sambil menjulurkan tangannya padaku. “apa kamu menyukai beni??”, tanyaku. “iya, dia sudah menyukainya sejak 2 tahun lalu”, jawab tiara. Aku tersenyum. Malam harinya aku mengajak beni jalan-jalan, kami menghabiskan waktu berdua, tepat pukul 11.50 malam, didepan rumahku aku mengatakan padanya bahwa aku ingin putus. Aku langsung berlari masuk kegerbang rumahku, dan menutupnya. Kulihat dari celah-celah gerbang beni masih didepan rumahku seakan tidak percaya. Setelah beberapa hari aku mulai kembali bersama teman-temanku seperti dulu, namun tiba-tiba berita tentang aku dan beni tersebar, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, teman-temanku bertanya-tanya padaku seakan tak percaya. Lalu tiara memarahiku, dan menganggapku penghianat, serta keesokan harinya tiara melempariku dengan telur, lalu beni menolongku, kulihat farida dan febi diam saja melihatku begini.
Aku benar-benar sendirian kini, kucoba menjelaskan pada temanku, namun mereka tidak mau mendengar, hanya farida yang masih ingin mendengarkanku. Setelah seminggu aku benar-benar tidak tahan dengan keadaan ini, kukatakan pada mereka bahwa aku benar-benar menyesal, lalu farida mendekatiku dan mengatakan bahwa dia percaya, lalu febipun begitu, dan juga tiara, kami tak henti menangis. Kukatakan pada febi bahwa setelah aku mengetahui bahwa dia menyukai beni aku langsung memutuskannya, lalu febi berkata, “kini aku tidak menginginkannya lagi asal kita selalu bersama seperti ini”.
Hemm, kini enam tahun telah berlalu dari kelulusan, kami berempat menelusuri jejak kami masing-masing, dan entah kenapa selama enam tahun ini aku selalu memikirkan kabar beni, pacar pertamaku. Saat aku menunggu bis di halte, hari menjadi hujan, dan aku mulai mem-flashback kemasalaluku bersama beni, sampai aku ketinggalan bis. Aku menjulurkan tanganku untuk merasakan air hujan, lalu tiba-tiba kulihat ada seorang pria disebelahku. Kutatap wajahnya, dan aku langsung menunduk karena ternyata itu adalah beni.
“kau mau jalan-jalan sebentar denganku?”, tanyanya.
 Akupun mengangguk. Dia masih sama seperti dulu, sangat tampan dan baik. “kenapa kau melakukan itu?”, tanyanya.
Aku bingung, lalu ia berkata lagi, “aku sudah tahu semuanya, alasan kenapa kau putus denganku, 3 tahun aku bingung kenapa kamu memutuskanku. Dan setelah aku pelang dari luar negri kurang lebih dua tahun lalu, aku bertemu febi, lalu dia menceritakan semuanya. Semuanya… dan terakhir dia mengatakan bahwa kamu masih menungguku. Aku ingin tahu apakah itu benar…J”.
Aku bingung harus menjawab apa, lalu dia berkata, “mari kita mulai semuanya dari awal!”. Aku benar-benar terkejut, tapi aku sangat senang. Tak lama dari itu dia memperkenalkanku pada kedua orang tuanya dan mempertemukan aku dan sahabat-sahabatku lagi. Aku sangat mencintainya, dan bagiku ini adalah awal yang baru untuk kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Perjalanan Terakhir Kita

 Menunggu mu atau menunggu surat undangan pernikahan dirimu