Don’t let me go

Don’t let me go
Pagi yang cerah mengawali hari baruku disekolahku yang baru ini. Saat memasuki gerbang kulihat ada salah seorang siswa memasuki sekolah dengan motor gedenya uh dia terlihat sangat keren. Dan saat aku sedang berjalan ditaman untuk mencari kelasku, aku tidak sengaja menabrak seorang siswa, karena sedang membaca pesan di ponselku. aku menunduk mengambil ponselku yang terjatuh dan aku mengatakan maaf padanya, saat aku menatapnya aku tidak bisa berbicara karena ketampanannya.
“ya!, seharusnya kau gunakan matamu untuk melihat saat kau sedang berjalan!”, bentaknya. “ya!, apa yang kau lihat, kau pasti terpesona padaku kan?”,
“ti…tidak, mengapa kau membentakku inikan salahmu juga tidak menghindar”, jawabku.
”huh! kau pasti murid baru, beraninya kau marah padaku, kau tidak tau siapa aku?!”.
 “sayang sekali punya wajah yang tampan, tetapi sanghat dingin terhadap orang”, kataku dalam hati. Lalu tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namaku. Aku menoleh dan ternyata dia adalah kakak dion,cinta pertamaku di smp, aku langsung berjalan menujunya ”kau benar grace kan?”tanyanya. aku mengangguk.”senang dapat melihatmu lagi, kapan kau pindah kesini?, mengapa tidak member  tahuku terlebih dahulu? jadi kau murid kelas 11(2) pindahan itu?”, kata kak dion. Aku tidak bisa berkata apa-apalagi, aku hanya bisa tersenyum melihatnya. “oh iya, sedang apa kau disini bersama lien?, kau kenal dengannya?”, Tanya kak lion”. “Ti…”saat aku ingin berbicara pria itu langsung mengatakan”tentu, dia adalah pacarku!”. “a..apa?”aku terkejut mendengarnya, “apakah itu benar grace?”, Tanya kak dion. ”sudahlah, ayo kita pergi aku akan mengantarmu kekelas”, kata pria bernama lien itu sambil menarik tanganku. “Kau kelas 11(2) kan?, cepat masuk!”kata lien. “duduklah di dekat lilian!”kata lien.lalu seorang wanita menyuruhku dudduk didekatnya.”namaku lilian, namamu ?, Tanya wanita itu.”grace”. sepertinya lilian adalah wanita yang baik.
Saat aku ingin pulang tiba-tiba seseorang dengan motor gedenya berhenti didepanku, dia adalah lien.”yah! kau, cepat naik!”, bentaknya. “tidak usah , aku akan naik bis”, kataku. “ kau ingin mati ya!, cepatlah naik. Apa perlu aku menggendongmu naik!”, aku terpaksa naik ”yah! Pegangan yang kuat!”, aku memegang bajunya lalu ia berteriak”ya!, kau ingin merobekkan bajuku hah!?”, lalu ia menarik tanganku dan menyuruhku berpegangan padanya. “rumahmu dimana?” tanyanya. “di jalan mawar no. 69”, jawabku. Ia langsung meng-gas motornya. Sampai dirumahku, dia meminjam ponselku lalu memasukkan nomornya dan menelpon ke nomornya. “hei! Apa yang kau lakukan?”, bentakku.”beraninya kau membentakku!, sudahlah, kau akan mati jika tidak menerima telpon dariku!”, kata lien.”rumahmu lumayan bagus, sepertinya orang tuamu kaya, mengapa kau tidak dijemput?”tanyanya. “bukan urusanmu!”aku sangat kesal padanya karena mengangguku dan kak dion tadi pagi”oh iya, kenapa aku harus mengangkat telepon darimu, aku bukanlah pacarmu, bahkan kita tidak saling kenal”, kataku. ”yah!, biasanya seorang wanita mati-matian ingin menjadi pacarku, tapi kau sok jual mahal didepanku”, dia terlihat kesal. “siapa yang ingin menjadi pacarmu”, “benarkah?, kita lihat saja, jika kau datang saat aku menyuruhmu datang berarti kau mau menjadi pacarku, sudahlah sekarang aku harus pergi”. Dia pun bergegas pergi.
keesokan minggunya, aku bersih-bersih rumah sambil menunggu kakekku pulang dari perusahaannya.tak terasa malampun datang, kakek pulang dan kami makan bersama. Lalu kakekku tertidur karena kelelahan. Tiba-tiba ponselkku berbunyi dan saat aku mengangkatnya ternyata itu lien. Dia terdengar seperti sedang tergesa-gesa,
“ada apa?”, tanyaku.
“bisakah kau kemari?, aku habis berkelahi dan sekarang aku tidak mempunyai tenaga lagi untuk pulang”.
“kenapa aku?”.
“karena hanya kau yang kupercayai, aku dijalan pramuka didekat taman, cepatlah”.

 Lalu ia mematikan ponselnya.  Aku bergegas pergi menemuinya dengan taksi, Sampai disana aku tidak melihat, lalu aku menelponnya, dan dia mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan kemari.
”apakah kau menghawatirkanku?,kau lupa aku sangat ahli dalam berkelahi.  sekarang kau adalah pacarku!”,  “yah apa kau mempermainkanku.  lalu ia mematikan ponselnya.
Lien akhirnya sampai,“apakah kau benar-benar menyukaiku?”tanyaku. lien hanya tersenyum. “kau pasti hanya ingin mempermainkanku kan , apakah ini karena aku dekat dengan kak dion, karena dia musuhmu, kau ingin memanfaatkanku?”.
 “sudahlah sudah malam ayo, akan kuantar kau pulang”kata lien.
Esok harinya lien menjemputku dirumah, dia memberi salam pada kakekku, kakekku sepertinya senang melihat lien. Lalu saat kami sampai disekolah lien mengantarku kekelas. Lalu lilian menngatakan
” aku sudah tahu kak grace, selamat ya kau dan kakakku, oh iya kak nanti aku ingin keperpustakaan,kamu mau ikut?”. ”baiklah” jawabku.
Disekolah telah menyebar berita tentangku dan lien, karena lien sangat popular, orang-orang yangtidak menyukaiku tidak berani menggangguku karena mereka takut pada lien. Saat keperpustakaan aku bertemu dengan kak dion, aku sangat senang, “selamat, oh iya bagaimana jika nanti pulang bersamaku, karena aku butuh bantuanmu untuk mencarikan sebuah buku”. aku sangat senang. Saat pulang lien mengajakku pulang “ya! Ayo naik!”, kata lien”kau duluanlah saja aku sudah ada janji”, “ya!, kau adalah pacarku kenapa kau pulang dengannya?”bentaknya, namun aku tetap pulang dengan kak dion. Lien sepertinya sangat kesal padaku, sudah seminggu aku tidak melihatnya, dan aku hanya bersama kak dion, kini kami semakin dekat, namun suatu hari , aku melihat dia menyatakan perasaannya pada wanita lain, aku tau selama ini dia hanya menganggapkusebagai adik nya. Namun rasanya hati ini tidak mau mener ima kenyataan ini .Aku berlari ketoilet dan menangis, lalu tiba-tiba terdengar suara pria .
 “yah! ini toilet pria apa yang kau lakukan disini, siapa sih wanita didalam ?”,
 “yah! Kau salah masuk ini toilet wanita”bentakku.
“yah! kalau ingin menangis jangan ditoilet pria”. Aku keluar dan ternyata itu lien.
”ya! Kau apa yang kau lakukan?”, tanyanya seakan terkejut, aku keluar dan melihat ternyata aku memang salah masuk toilet lalu aku berlari pergi. Lien mengejarku, lalu aku berhenti ditaman dan menceritakan segalanya tentang perasaanku ke dion pada lien. Dia tertawa mendengar ceritaku.
“Aku sedang sedih bukannya menghiburku”, kataku. “baiklah, aku pergi sebentar..”kata lien, lalu ia pergi, saat ia kembali ia membawa gitar dan dia bernyanyi untukku. Lien belum selesai bernyanyi, namun  bell berbunyi dan kami pun harus kembali kekelas. Aku sangat kagum pada permainan gitar lien. Saat pulang lien menjemputku. Akupun pulang bersamanya.
 Keesokan harinya lilian mengajakku main kerumahnya.sampai dirumahnya dia mengatakan bahwa kakaknya yang menyuruhnya mengajakku, namun lien belum pulang juga.lilian bercerita bahwa lien dan dion duluinya adalah sahabat, namun karena seorang wanita mereka bermusuhan. Dan pada akhirnya wanita itu pergi keluar negeri. lilian juga bercerita bahwa lien sangat mirip dengan ayahnya yang kini sedang diluar negeri, dan ibu mereka telah meninggal 17 tahun lalu, saat melahirkan lilian. Lilian menyuruhku menunggu lien dikamar lien. Kamar lien sangat rapi, dan penuh dengan buku, tiba-tiba terdengar suara dari jendela kamarnya, aku mengira itu hantu, lalu ada tangan dengan darah muncul aku berteriak, namun tidak ada orang karena lilian sedang pergi membeli makanan, aku sangat takut, dan ternyata itu adalah lien. Dia penuh dengan darah. Sepertinya ia baru berkelahi, aku membantunya masuk.
”ya!apa yang kau lakukan dikamarku?”bentaknya.
”diamlah, seharusnya aku yang bertanya kenapa kau jadi seperti ini”, kataku. ”kenapa kau bisa berdarah seperti ini?” tanyaku.
”pergilah!  ada hal yang harus aku lakukan”, bentaknya.
”dasar bodoh!, lebih baik aku obati dulu lukamu!”.
”yah! a…apa yang kau katakan? Kau mengataiku bodoh? a…..”.
“diamlah, dimana tempat obatmu?”, tanyaku.
”dilaci itu”,  ”bagaimana kau bisa luka seperti ini, apa kalian menggunakan pisau?, lukanya cukup dalam, apa kau tidak ingin kerumah sakit?, luka lenganmu sanngat parah”.
”aku akan mengobatinya sendiri, jadi lebih baik kau keluar!”, ucap lien.
”diamlah,aku akan membantumu, tapi  kau harus menahannya ya…..”. aku mulai mengobatinya, “apakah ini tidak sakit? Apa yang sebenarnya kau lakukan, kenapa kau seperti ini, dasar bodoh!”, ucapku dalam hati.
“sudah selesai…eh tapi tunggu dulu, jadi kau menyuruhku kerumahmu hanya untuk mengobati lukamu?”, tanyaku.
”oh…bukan, aku tidak tahu ini akan terjadi, aku hanya ingin memberikan ini”.lien memberikan sebuah buku. ”apa ini?”, tanyaku.
“ini buku catatan MATEMATIKA ku, bukankah nilai MATEMATIKA mu jelek, karena tidak kugunakan jadi buku ini kuberikan padamu”,kata lien.”
lumayan untuk bayaranku mengobatimu, tapi rumahmu sangat besar , sepertinya kau sangat kaya, seharusnyankau membayarku lebih, sudahlah aku pulang dulu ini sudah terlalu malam.”.
” maaf aku tidak bisa menngantarmu”. “tidak apa-apa”.
”kak grace, kau sudah mau pulang?”Tanya lilian yang baru masuk.”iya”, ucapku sambil berjalan keluar. “hati-hati kak grace”, ucap lilian.
Keesokan harinya lien tidak masuk sekolah. “kak kenapa kau belum pulang, oh iya kak, apa kau bisa naik sepeda?, minggu depan saat pelajaran olahraga kita akan berkeliling dengan sepeda”, kata lilian.
”apa?”, aku terkejut. ”kenapa kak?”,tanyanya.
 “sudah lama aku tidak naik sepeda, terakhir kali saat aku umur 5 tahun”
”ya sudah, latihan bersamaku saja, kak lien sangat pandai bermain sepeda, tapi dia sedang sakit, yasudah  dah kak aku pulang dulu, besok jangan liupa ya J”. ” Besok hari minggu jadi aku bisa seharian belajar sepeda”, ucapku dalam hati.
keesokan harinya aku telah bersiap dari jam  7.00 pagi, saat aku pergi kerumahnya ternyata lien sedang menungguku di pintu gerbang, “bukankah kau sakit?”, tanyaku. “aku sudah sembuh”.  Lalu ia mengajaku masuk dan Ia mengajariku dan lilian  bermain sepeda. Entah kenapa dia sangat berbeda akhir-akhir ini.
”hei, kau harus hati-hati”, katanya dengan lembut.  Mendengar kata-katanya itu membuat detak jantungku berdetak kencang, dan itu membuatku gugup hingga aku tidak bisa mengendalikan sepedaku dan terjatuh.
”grace, kau tidak apa-apa?”tanyanya seperti cemas.
”a..apa?, a…aku tidak apa-apa”,  “ini pertama kalinya dia memanggil namaku”kataku dalam hati, entah kenapa mendengarnya memanggil namaku membuatku sangat senang.
suatu hari kak dion mengajakku makan malam bersama, namun saat aku sedang makan malam bersamanya tiba-tiba lien menelponku
“grace bisakah kau datang kesini?..  tempat ..yang sama.. sa..at kau menerima..ku, kumohon datanglah.. seperti saat itu..”.kata-katanya terdengar saat itu, aku merasa bahwa dia hanya ingin mempermainkanku seperti dulu, kemudian  aku menelpon lilian dan dia mengatakan lien ada dikamarnya. “sudah kutebak”, ucapku dalam hati.
Namun entah kenapa aku sangat resah, setelah kurang lebih 30 menit, aku mengatakan pada kak dion bahwa aku ada urusan dan aku pergi ke tempat lien. Setelah sampai ditempat yang dikatakan lien, disana tidak ada siapapun “heh, kenapa aku mempercayainya lagi, bodoh!” ucapku.
lalu ponselku berbunyi dan ada pesan dari lilien, ”kak cepatlah kerumah sakit dekat rumahku, kak lien sedang dirawat disini”. Aku segera kesana, aku benar-benar menyesal tidak segera datang padanya. Sampai dirumah sakit lien sudah tertidur diruang UGD. Aku dan lilian menungguinya dirumah sakit. Dan pagi harinya saat ia bangun, aku meminta maaf padanya karna tidak datang lalu ia berkata”sudahlah ini bukan salahmu, aku seharusnya tidak menghubungimu, pergilah kesekolah!”,  “ta..tapi..”, “sudahlah”, ucapnya.
akupun pulang untuk bersiap pergi kesekolah. Sudah seminggu sejak kejadian itu lien masih belum masuk sekolah. Aku bertanya pada lilian tapi diamengatakan bahwa ia juga tidak tahu. Bahkan ia tidak menerima kunjunganku, sepertinya dia sangat marah padaku. Keesokan harinya dia masuk sekolah namun aku tidak berani menemuinya. Tiba-tiba saat istirahat kak dion menemuiku dan mengatakan bahwa ia menyukaiku, aku bingung entah kenapa aku tidak terlalu senang saat mendengarnya, padahal ini yang kuharapkan dari dulu. Namun aku menyuruhnya untuk memberiku waktu satu minggu. Lalu pada malam harinya lien menyuruhku menemuinya,”ada apa denganmu?, kenapa kau tidak menjawab telpon dariku??”,
“apakah itu penting?” , jawabnya.
“bukankah kau yang mengatakan bahwa aku pacarmu??, kau tidak tahu bahwa aku khawatir padamu??”
“ah.. benarkah aku berkata begitu, kalau begitu sebaiknya kita putus”, entah kenapa mendengar itu hatiku sangat sedih.
”apakah semudah itu kau mengatakan putus?, apakah semua yang kita lalui selama ini tidak ada artinya bagimu?”entah kenapa spontan kata-kata itu keluar dari mulutku,
”benar, karena selama ini aku hanya ingin mempermainkanmu, dan bukankah ini yang selama ini kau inginkan?”kata lien.
”kenapa jadi seperti ini?”tanyaku.
lienpun pergi begitu saja. Sejak hari itu dia tidak pernah menemuiku. Dan aku memutuskan untuk tidak menerima kak dion. Dua minggu berlalu, dan berita kami putus telah menyebar, dan saat aku pulang sekolah mereka yang membenciku melempariku dengan telur, aku sangat sedih lalu lilian menolongku, aku sangat malu, lalu akupun berlari sampai aku tidak melihat mobil yang melintas aku tidak tahu lagi yang terjadi,  Saat aku terbangun aku sudah dirumah sakit dan ada lien disampingku,
“kau sudah bangun?”,tanyanya.
“kenapa aku disini?”
“apakah kau lupa?, kau berlari dan tertabrak, tak tahukah kau betapa cemasnya aku?”jawab lien.
 “kata dokter kau tidak apa-apa,  hanya sedikit memar dan luka gores”, kata lien.”kenapa kau tidak hidup dengan baik setelah putus denganku?, kenapa kau tidak menerima dion, kenapa kau harus membuatku khawatir dan menyesal?”lien memarahiku dan air matanya menetes.
”aku melepaskanmu agar kau bahagia bukan menderita, bagaimana aku bisa melupakanmu jika kau seperti ini?!”.
”aku akan bahagia jika bisa bersamamu”, kataku padanya.
”kau sangat bodoh! “ucap lien.
“berjanjilah jangan meninggalkanku lagi”, pintaku.

“aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi”, ucap lien sambil menunjukan jari kelingkingnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Perjalanan Terakhir Kita

 Menunggu mu atau menunggu surat undangan pernikahan dirimu