Cinta Dari Masalalu
Cinta dari masa lalu~
Suatu hari, saat sedang membawa
buku dari perpustakaan, aku tidak sengaja menabrak seseorang, lalu dia
membantuku mengambil buku-buku yang jatuh, sejak itu aku mulai suka padanya.
Namun aku harus menyembunyikan perasaanku, karena semua siswa dan siswi di sma
ini mengenalku sebagai tunangan kak adit. Karena akuingin menolak pertunangan
ini, aku menemui kak adit dan bertanya, “kak adit, tidak bisakah kakak
membantuku menolak pertunangan ini?, aku tidak ingin seperti ini, aku tahu kak
adit menyukai wanita lain, dan aku juga menyukai pria lain”. Kak adit sedikit
terkejut, mungkin karena aku tahu bahwa kak adit menyukai senior lisa. “aku
tidak bisa menolak ini, karena ini permintaan ayahku, jadi lakukan saja apa
yang ingin kau lakukan, dan aku juga begitu, karena semua ini hanya status”,
jawab kak adit.
Setiap hari aku selalu memikirkan
nata, pria yang kutabrak di perpustakaan itu, dan kamipun menjadi dekat, setiap
pulang sekolah dia selalu menelponku, lalu suatu hari, ibu menyuruhku pergi
dengan kak adit, tapi aku sudah ada janji dengan nata, lalu aku meminta bantuan
kak adit untuk berpura-pura sedang bersamaku. Tak lama dari itu, ibu mengadakan
makan malam bersama ibu kak adit, tapi tiba-tiba nata menelpon dan mengatakan
dia telah menungguku ditaman. Aku langsung menemui nata, tanpa sepengetahuan
ibuku. Setelah pulang kerumah, aku sangat takut ibu marah, tapi ibu malah
bertanya, “apa kamu senang jalan-jalan bersama adit?”.”hah??”aku kebingungan,
lalu aku hanya menjawab, “iya bu”.
Pagi harinya aku berpapasan
dengan kak adit saat ingin keruang guru, aku ingin berterimakasih, tapi kak
adit tidak menghiraukanku dan lewat begitu saja, mungkin dia sedikit marah,
“kenapa mukanya sedikit lebam?, apa dia berkelahi?, hah!! Entahlah, tidak ada
hubungannya denganku”, ucapku dalam hati.
Minggu pagi kudengar kabar bahwa ayah kak adit sudah pulang dari rumah
sakit, aku ingin datang dan menyapanya, tapi nata menelponku dan mengatakan
bahwa ia dalam perjalanan untuk menjemputku, aku sangat kaget dan buru-buru
keluar rumah karena aku takut ibu tahu. Akhirnya aku jalan-jalan bersama nata.
Setelah kembali kerumah aku ingin menelpon kak adit dan meminta maaf karena
tadi tidak bisa datang, tapi aku gengsi untuk menelponnya.
Telah beberapa hari nata tidak
menghubungiku, bahkan dia menon-aktivkan nomornya. Aku benar-benar sedih, lalu
ibu menyuruhku untuk mengunjungi rumah kak adit, saat sampai dan bertemu kak
adit, aku tidak bisa menahan air mataku, lalu kak adit menyuruhku menceritakan
semuanya aku menangis dan tanpa sadar aku tertidur begitu saja dikamar kak
adit, saat aku membuka mata kulihat kak adit tidur disofa karena menungguiku,
“dia sangat manis saat tidur, wajah yang sepertinya tidak asing , seperti sudah
kenal lama”, ucapku dalam hati. Saat aku pulang kerumah, aku tidak sengaja
mendengar bahwa semua ini karena ibu, “nata pergi karena ibu?”, tanyaku. Aku
sangat kesal dan mengunci diri di dalam kamar. Tak lama tiba-tiba nata kembali
menghubungiku, aku rasa ibu yang menyuruhnya, aku sangat senang, lalu ibu
berkata,”adit akan melanjutkan kuliah diluar negeri, jadi temanilah dia
jalan-jalan sejenak”.
Kak adit menjemputku dengan
mobilnya, aku tidak tahu kami akan kemana, saat dia keluar dari mobilnya saat
menjemputku, kulihat mukanya sedikit luka, dan lebam. “kenapa muka kakak?”,
tanyaku saat masuk kemobil. “ini?, hanya terbentur”. “aneh”. “apa?”,
tanyanya.”tidak apa-apa kakJ”.
Aku menceritakan bahwa nata telah kembali, dia hanya tersenyum dan
berkata,”baguslah jika begituJ”.
Aku merasa kak adit sangat berbeda hari ini. Saat sampai ditujuan kak adit
betanya, “apakah kau benar-benar senang bersama nata ?”. aku hanya mengangguk,
lalu kak adit meneruskan , “kalau begitu mari kita akhiri pertunangan ini J, aku akan
mengatakannya pada ibuku dan ibumu”. Aku sangat terkejut, aku bingung harus
senang atau sedih. Lalu saat perjalanan pulang aku baru ingat bahwa ini hari
ulang tahun nata, aku meminta kak adit mengantarku keterminal bis, saat aku
ingin turun, dia memberiku sebuah kado kecil, “bukalah saat kau ada waktu”.
Lalu kak adit pergi begitu saja.
Namun ketika aku sampai dirumah
nata, kulihat dia sedang berpelukan dengan seorang wanita, aku berjalan
mendekati mereka, nata melihatku dengan terkejut, aku menampar wanita itu, lalu
nata berkata, “ apa yang kau lakukan!” dia membentakku. “apakah dia tunangan
pria yang memukulmu waktu itu?, Tanya wanita itu pada nata. “haha, pria itu
sangat bodoh, dia memintamu kembali pada wanita ini, karena dia terlalu
mencintai wanita ini?!, benar-benar menjijikkan”. Ucap wanita itu. “tidakkah
kau ingin menjelaskan sesuatu?”, tanyaku pada nata. “tidak, inilah kenyataannya,
aku mendekatimu karena uang, hampir saja pria itu menggagalkanku saat dia
mengetahuinya, tapi ternyata dia tidak mengatakan padamu”. Aku benar-benar
kecewa, dan pulang naik taksi. Aku menangis karena berpikir bahwa aku
benar-benar bodoh, dan akhirnya aku tertidur.
Pagi harinya saat bangun, aku
masih ingat yang mereka katakana kemarin, aku baru ingat mereka selalu
mengataan pria itu, apakah pria itu kak adit?, tapi kenapa dia tidak member
Itahuku. Aku keluar dari kamar karena haus, lalu ibu berkata, “ adit akan pergi
siang ini, mungkin dia akan lama disana, apakah kamu belum mengingatnya?
‘pangeran pelindungku yang tampan’? apa kamu benar-benar tidak ingat padanya?”,
aku terhenti, seakan ingat sesuatu saat ibu mengucapkan ‘pangeran
pelindungku’,lalu aku berlari kekamar mencari kado yangdi berikan kak adit
kemarin, saat kubuka isinya adalah sebuah kalung liontin mahkota, yang
dibelakangnya bertuliskan ’nana&pangeran pelindungku’, itu adalah kalung
yang pernah kuberikan pada pria yang sangat kusayangi saat aku berumur 8 tahun,
sejak awal aku bertemu pria itu aku hanya memanggilnya pangeran tampan, tanpa
tahu namanya. Dan karena dia sangat baik padaku aku memanggilnya pangeran
pelindungku, namun dia harus pindah keluar kota, dan aku memberikan kalung itu
padanya. Setelah Sembilan tahun aku baru mengetahui namanya adalah ‘aditya bimantara’, “kenapa ibu baru
member tahuku!”, bentakku seraya pergi kerumah kak adit.
“kenapa dia tidak bilang, pantas
saja wajahnya tidak asing, dia sangat bodoh dengan hanya melindungiku, aku
benar-benar marah padanya, pangeran pelindungku yang bodoh!” . saat aku sampai
dirumah kak adit, ibunya berkata bahwa penerbangannya dipercepat, air mataku
menetes begitu saja.
Tanpa terasa setahun telah berlalu, ini hari kelulusanku,
seharusnya besok adalah hari peringatan pertunangan kami. Aku terlalu marah
padanya, lalu aku masuk ke universitas yang sama dengannya diluar negeri,
ternyata sangat susah mencarinya dikampus, karena aku tidak meminta alamatnya
dengan ibu. Saat aku sedang berjalan, ada seseorang yang lewat disebelahku, aku
merasa ada yang aneh, lalu aku berbalik, “pangeran penolongku”, teriakku.
Orang-orang memandangiku, lalu pria itu menoleh, namun dia hanya diam dan tak
bergerak. Aku langsung berlari dan memeluknya, “kakak”. Saat aku melepas
pelukanku, ternyata yang kupeluk bukan kak adit, tetapi temannya, aku sangat
malu. Kak adit langsung menarikku ke dalam pelukannya. “kau sangat bodoh!”,
ucapnya. “ini karena kakak, kakak yang membuatku menjadi bodoh seperti ini!”.
Kak adit melepaskan pelukannya, tapi aku tidak ingin
melepaskannya, dan memeluknya dengan erat, “hei! Apa kau tidak malu dilihat
orang banyak?!, bagaimana dengan nata?”, ucap kak adit. “kenapa kakak tidak
mengatakan kebenarannya padaku, padahal aku selalu menunggu pangeranku
kembali”. “kau kiramudah berpura-pura tidak kenal pada seseorang yang sangat
aku cintai, apalagi berpura-pura tidak cemburu melihat dia dengan orang lain”,bantah
kak adit. “lalu bagaimana dengan kak lisa? Bukankah kakak menyukainya?, kenapa
kakak hanya menyalahkanku!”, “itu hanya gossip, maafkan aku”, “aku tidak mau!”.
“ayolah”, aku melepaskan pelukanku, “aku akan memaafkan kakak jika kakak mau
menjadi suamiku”, “bukankah itu janjiku dulu?, saat kau memberikan kalung itu
sebelum aku pindah, bukankah aku telah berjanji untuk menjadi suamimu?”, jawab
kak adit. Kak adit memelukku, dan kami tertawa bersama…. The end….
Komentar
Posting Komentar