Cinta Dari Masalalu

Cinta dari masa lalu~

Aku tidak mengerti, apakah ini yang dikatakan hidup, dari kecil hidupku selalu diatur dan dibatasi oleh ibu. Bahkan, diusiaku yang belum 17 tahun ini, ibu telah menjodohkanku dengan anak dari rekan bisnisnya. Bayangkan aku masih siswi kelas 2 sma, namun aku harus bertunangan dengan cucu dari pemilik sekolah baruku ini. Pria itu bernama aditya bimantara, dia adalah senior sekaligus ketua osis di sma ini. Aku baru pindah ke sma ini, tapi dari yang aku ketahui,kak adit adalah siswa yang popular di sekolah. Aku bingung kenapa dia tidak menolak saja pertunangan ini, padahal banyak wanita yang mengejar-ngejar dia. Oh iya, namaku nadia angela nasution, atau sering dipanggil nana.
Suatu hari, saat sedang membawa buku dari perpustakaan, aku tidak sengaja menabrak seseorang, lalu dia membantuku mengambil buku-buku yang jatuh, sejak itu aku mulai suka padanya. Namun aku harus menyembunyikan perasaanku, karena semua siswa dan siswi di sma ini mengenalku sebagai tunangan kak adit. Karena akuingin menolak pertunangan ini, aku menemui kak adit dan bertanya, “kak adit, tidak bisakah kakak membantuku menolak pertunangan ini?, aku tidak ingin seperti ini, aku tahu kak adit menyukai wanita lain, dan aku juga menyukai pria lain”. Kak adit sedikit terkejut, mungkin karena aku tahu bahwa kak adit menyukai senior lisa. “aku tidak bisa menolak ini, karena ini permintaan ayahku, jadi lakukan saja apa yang ingin kau lakukan, dan aku juga begitu, karena semua ini hanya status”, jawab kak adit.
Setiap hari aku selalu memikirkan nata, pria yang kutabrak di perpustakaan itu, dan kamipun menjadi dekat, setiap pulang sekolah dia selalu menelponku, lalu suatu hari, ibu menyuruhku pergi dengan kak adit, tapi aku sudah ada janji dengan nata, lalu aku meminta bantuan kak adit untuk berpura-pura sedang bersamaku. Tak lama dari itu, ibu mengadakan makan malam bersama ibu kak adit, tapi tiba-tiba nata menelpon dan mengatakan dia telah menungguku ditaman. Aku langsung menemui nata, tanpa sepengetahuan ibuku. Setelah pulang kerumah, aku sangat takut ibu marah, tapi ibu malah bertanya, “apa kamu senang jalan-jalan bersama adit?”.”hah??”aku kebingungan, lalu aku hanya menjawab, “iya bu”.
Pagi harinya aku berpapasan dengan kak adit saat ingin keruang guru, aku ingin berterimakasih, tapi kak adit tidak menghiraukanku dan lewat begitu saja, mungkin dia sedikit marah, “kenapa mukanya sedikit lebam?, apa dia berkelahi?, hah!! Entahlah, tidak ada hubungannya denganku”, ucapku dalam hati.  Minggu pagi kudengar kabar bahwa ayah kak adit sudah pulang dari rumah sakit, aku ingin datang dan menyapanya, tapi nata menelponku dan mengatakan bahwa ia dalam perjalanan untuk menjemputku, aku sangat kaget dan buru-buru keluar rumah karena aku takut ibu tahu. Akhirnya aku jalan-jalan bersama nata. Setelah kembali kerumah aku ingin menelpon kak adit dan meminta maaf karena tadi tidak bisa datang, tapi aku gengsi untuk menelponnya.
Telah beberapa hari nata tidak menghubungiku, bahkan dia menon-aktivkan nomornya. Aku benar-benar sedih, lalu ibu menyuruhku untuk mengunjungi rumah kak adit, saat sampai dan bertemu kak adit, aku tidak bisa menahan air mataku, lalu kak adit menyuruhku menceritakan semuanya aku menangis dan tanpa sadar aku tertidur begitu saja dikamar kak adit, saat aku membuka mata kulihat kak adit tidur disofa karena menungguiku, “dia sangat manis saat tidur, wajah yang sepertinya tidak asing , seperti sudah kenal lama”, ucapku dalam hati. Saat aku pulang kerumah, aku tidak sengaja mendengar bahwa semua ini karena ibu, “nata pergi karena ibu?”, tanyaku. Aku sangat kesal dan mengunci diri di dalam kamar. Tak lama tiba-tiba nata kembali menghubungiku, aku rasa ibu yang menyuruhnya, aku sangat senang, lalu ibu berkata,”adit akan melanjutkan kuliah diluar negeri, jadi temanilah dia jalan-jalan sejenak”.  
Kak adit menjemputku dengan mobilnya, aku tidak tahu kami akan kemana, saat dia keluar dari mobilnya saat menjemputku, kulihat mukanya sedikit luka, dan lebam. “kenapa muka kakak?”, tanyaku saat masuk kemobil. “ini?, hanya terbentur”. “aneh”. “apa?”, tanyanya.”tidak apa-apa kakJ”. Aku menceritakan bahwa nata telah kembali, dia hanya tersenyum dan berkata,”baguslah jika begituJ”. Aku merasa kak adit sangat berbeda hari ini. Saat sampai ditujuan kak adit betanya, “apakah kau benar-benar senang bersama nata ?”. aku hanya mengangguk, lalu kak adit meneruskan , “kalau begitu mari kita akhiri pertunangan ini J, aku akan mengatakannya pada ibuku dan ibumu”. Aku sangat terkejut, aku bingung harus senang atau sedih. Lalu saat perjalanan pulang aku baru ingat bahwa ini hari ulang tahun nata, aku meminta kak adit mengantarku keterminal bis, saat aku ingin turun, dia memberiku sebuah kado kecil, “bukalah saat kau ada waktu”. Lalu kak adit pergi begitu saja.
Namun ketika aku sampai dirumah nata, kulihat dia sedang berpelukan dengan seorang wanita, aku berjalan mendekati mereka, nata melihatku dengan terkejut, aku menampar wanita itu, lalu nata berkata, “ apa yang kau lakukan!” dia membentakku. “apakah dia tunangan pria yang memukulmu waktu itu?, Tanya wanita itu pada nata. “haha, pria itu sangat bodoh, dia memintamu kembali pada wanita ini, karena dia terlalu mencintai wanita ini?!, benar-benar menjijikkan”. Ucap wanita itu. “tidakkah kau ingin menjelaskan sesuatu?”, tanyaku pada nata. “tidak, inilah kenyataannya, aku mendekatimu karena uang, hampir saja pria itu menggagalkanku saat dia mengetahuinya, tapi ternyata dia tidak mengatakan padamu”. Aku benar-benar kecewa, dan pulang naik taksi. Aku menangis karena berpikir bahwa aku benar-benar bodoh, dan akhirnya aku tertidur.
Pagi harinya saat bangun, aku masih ingat yang mereka katakana kemarin, aku baru ingat mereka selalu mengataan pria itu, apakah pria itu kak adit?, tapi kenapa dia tidak member Itahuku. Aku keluar dari kamar karena haus, lalu ibu berkata, “ adit akan pergi siang ini, mungkin dia akan lama disana, apakah kamu belum mengingatnya? ‘pangeran pelindungku yang tampan’? apa kamu benar-benar tidak ingat padanya?”, aku terhenti, seakan ingat sesuatu saat ibu mengucapkan ‘pangeran pelindungku’,lalu aku berlari kekamar mencari kado yangdi berikan kak adit kemarin, saat kubuka isinya adalah sebuah kalung liontin mahkota, yang dibelakangnya bertuliskan ’nana&pangeran pelindungku’, itu adalah kalung yang pernah kuberikan pada pria yang sangat kusayangi saat aku berumur 8 tahun, sejak awal aku bertemu pria itu aku hanya memanggilnya pangeran tampan, tanpa tahu namanya. Dan karena dia sangat baik padaku aku memanggilnya pangeran pelindungku, namun dia harus pindah keluar kota, dan aku memberikan kalung itu padanya. Setelah Sembilan tahun aku baru mengetahui namanya adalah ‘aditya bimantara’, “kenapa ibu baru member tahuku!”, bentakku seraya pergi kerumah kak adit.
“kenapa dia tidak bilang, pantas saja wajahnya tidak asing, dia sangat bodoh dengan hanya melindungiku, aku benar-benar marah padanya, pangeran pelindungku yang bodoh!” . saat aku sampai dirumah kak adit, ibunya berkata bahwa penerbangannya dipercepat, air mataku menetes begitu saja.
Tanpa terasa setahun telah berlalu, ini hari kelulusanku, seharusnya besok adalah hari peringatan pertunangan kami. Aku terlalu marah padanya, lalu aku masuk ke universitas yang sama dengannya diluar negeri, ternyata sangat susah mencarinya dikampus, karena aku tidak meminta alamatnya dengan ibu. Saat aku sedang berjalan, ada seseorang yang lewat disebelahku, aku merasa ada yang aneh, lalu aku berbalik, “pangeran penolongku”, teriakku. Orang-orang memandangiku, lalu pria itu menoleh, namun dia hanya diam dan tak bergerak. Aku langsung berlari dan memeluknya, “kakak”. Saat aku melepas pelukanku, ternyata yang kupeluk bukan kak adit, tetapi temannya, aku sangat malu. Kak adit langsung menarikku ke dalam pelukannya. “kau sangat bodoh!”, ucapnya. “ini karena kakak, kakak yang membuatku menjadi bodoh seperti ini!”.


Kak adit melepaskan pelukannya, tapi aku tidak ingin melepaskannya, dan memeluknya dengan erat, “hei! Apa kau tidak malu dilihat orang banyak?!, bagaimana dengan nata?”, ucap kak adit. “kenapa kakak tidak mengatakan kebenarannya padaku, padahal aku selalu menunggu pangeranku kembali”. “kau kiramudah berpura-pura tidak kenal pada seseorang yang sangat aku cintai, apalagi berpura-pura tidak cemburu melihat dia dengan orang lain”,bantah kak adit. “lalu bagaimana dengan kak lisa? Bukankah kakak menyukainya?, kenapa kakak hanya menyalahkanku!”, “itu hanya gossip, maafkan aku”, “aku tidak mau!”. “ayolah”, aku melepaskan pelukanku, “aku akan memaafkan kakak jika kakak mau menjadi suamiku”, “bukankah itu janjiku dulu?, saat kau memberikan kalung itu sebelum aku pindah, bukankah aku telah berjanji untuk menjadi suamimu?”, jawab kak adit. Kak adit memelukku, dan kami tertawa bersama…. The end….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Perjalanan Terakhir Kita

 Menunggu mu atau menunggu surat undangan pernikahan dirimu