You make it possible
You make it possible
Banyak
teman-teman baru yang kukenal, mulai dari ika, fera, putri, banyaklah. Dan saat itu aku menjadi wakil ketua, dan cafa menjadi ketua kelas. Saat itu aku masih menjadi anak yang bandel dan keras kepala, hanya 2 orang teman SD ku yang masuk dikelas yang sama. Teman-teman baruku selalu mengatakan, “ma..ma.., ganteng banget ya cafa itu J”, “kayak gitu ganteng? Gimana jeleknya!”. Aku selalu menjawab seperti
itu karena aku tidak suka sikap Cafa yang sombong.kami tidak pernah akur.
Namun suatu hari
saat kami pindah ruang kelas di smester II, entah kenapa dia yang biasanya
jutek dan cuek padaku, berubah menjadi sangat perhatian padaku, “ma, koq kamu
cantik banget hari ini?”. “liat saya sih ma, saya pengen ngobrol sama
kamu”.”cie.. ehem-ehem”, seru teman-temannya. Entah kenapa aku baru merasa
bahwa Cafa itu sangat tampan, namun aku tetap gengsi mengatakan itu pada
temanku. Saat aku naik angkutan umum untuk pulang, kudengar mereka sedang
membicarakan Cafa dan manda, yaitu pacar Cafa. Aku baru mengetahui bahwa Cafa
telah mempunyai pacar. Keesokan harinya, saat aku lewat didepan manda Cafa dan
teman-temannya, kulihat mereka tertawa-tawa. Ternyata kemarin-kemarin itu hanya
rekayasa permainan mereka. Entah kenapa aku sangat marah dan kesal. Sejak saat
itu aku tidak pernah berbicara dengan Cafa lagi, Hingga aku naik ke kelas 8.
Dan entah kenapa di kelas 8 ini aku harus sekelas dengan Cafa dan manda. Ini benar-benar membuatku tidak nyaman dan
saat itu juga, aku duduk bersebelahan dengan cafa, bukan sebangku, tapi
bersebrangan.
Setiap hari aku mencoba menghapus perasaan ku padanya,
namun bukannya menghilang, malah semakin besar. Namun hatiku semakin sakit saat
melihat mereka berdua, mereka pernah putus, namun tak lama nyambung kembali.
Terus seperti itu hingga hamper kelulusan. Dan saat hamper kelulusan itu, kudengar bahwa
mereka sudah putus, karena kami satu kelas lagi. Tapi bagiku mereka sudah putus
atau belum sama saja, karna Cafa tidak akan pernah suka padaku. “dia suka
padaku?? Itu benar-benar hal yang impossible”, itu yang selalu kukatakan
dihatiku. Namun tak jarang aku menghayal Cafa menyatakan perasaannya padaku,
tapi sekali lagi itu adalah hal yang IMPOSSIBLE.
kini aku telah masuk sekolah menengah atas, dan ini
saatnya aku membuka lembaran baruku,karena yang aku tahu Cafa tidak mendaftar
di sekolah ini. Disini kutemukan teman, dan guru baru, namun banyak pula
teman-teman dari SMPku dulu. Perlahan aku terlupakan tentang dirinya, dan
bahkan aku sedang dekat dengan salah seorang senior disini. Setengah tahun
kurang lebih telah berjalan, dan sutu hari aku mendengar kabar bahwa Cafa
sakit-sakitan disana, aku tahu itu karena ibunya mengajar di SMA ini. Entah
kenapa aku menjadi KEPO dan ingin lebih tahu mengenai hal itu. Kuliat di akun
twitternya, tapi dia tidak meng-tweet
bahwa dia sedang sakit, yang ada malah kata-kata cintanya buat manda,
sekitar 6 bulan lalu. Dengan banyak berpikir, lalu aku putuskan untuk mem
follow dia, tak lama setelah beberapa hari kulihat dia telah mem follback.
Setelah libur kenaikan kelas, kudengar kabar bahwa dia
akan pindah kesekolah ini, namun ternyata itu Cuma kabar burung. Yang ada aku
yang harus pindah, karena aku dan keluargaku akan pindah keluar kota. Sedih
rasanya harus meninggalkankota yang penuh dengan kenangan ini, apalagi dia
masih berada dikota ini.
Pagi harinya, setelah berpamitan dengan teman-teman
disekolah, aku menyempatkan pergi ke SMP, sekolah masih sepi karena
siswa-siswinya masih belajar dikelas, lama tak kukunjungi sekolah ini, kulihat
di gudang ada meja yang bagiku banyak kenangan, yaitu meja yang dahulu pernah
kurebutkan dengan Cafa saat masih kelas 7, dan akhirnya kami disuruh duduk
sebangku agar tidak rebutan. Sebagai kenangan, sebelum pergi kutitipkan surat
didalam laci meja itu, dan akupun keluar dari gudang itu dan berjalan-janlan
sebentar. Saat diperjalanan ke ruang guru, kulihat ada seorang pria disana,
dari jauh seperti seseorang yang ku kenal saat semakin dekat kulihat ternyata
itu Cafa, akusangat terkejut dan langsung berlari kearah gudang tadi untuk
mengambil suratku, namun hal itu bertepatan dengan bell istirahat, siswa-siswa
telah keluar, dan sampai digudang surat itu telah tidak ada didalam laci meja
itu. Aku kembali ke ruang guru, dan kulihat Cafa telah pergi dengan motornya.
“tidak mungkin diakan?? Itu tidak mungkin!!”, kataku dalam hati. Aku takut jika
benar Cafa yang menemukan surat itu. Akupun pulang kerumah, dan bersiap untuk
pergi bersama orang tuaku. “ selamat tinggal kotaku, selamat tinggal temanku,
selamat tinggal kenanganku, dan selamat tinggal cinta masalaluku”.. ucapku. Dan
kamipun berangkat.
_To be continued....._
Komentar
Posting Komentar