You make it possible

                                                                            You make it possible
                                                                                
        Namaku RIMA, sekarang aku salah satu mahasiswa Di fakultas di kotaku ini. Dulu ketika kelas 1 SMP, aku pernah mengenal seorang pria yang bagiku lumayan tampan, sebenarnya tidak hanya bagiku. Saat itu aku masih menjadi anak sekolah yang bisa dibilang ALAY. Dan aku sendiripun masih belum mengetahui hal luas mengenai dunia ini. Kebetulan pria tampan yang bernama CAFA itu, masuk dikelas yang sama denganku,yaitu 7e.
Banyak teman-teman baru yang kukenal, mulai dari ika, fera, putri, banyaklah. Dan saat itu aku menjadi wakil ketua, dan cafa menjadi ketua kelas. Saat itu aku masih menjadi anak yang bandel dan keras kepala, hanya 2 orang teman SD ku yang masuk dikelas yang sama. Teman-teman baruku selalu mengatakan, “ma..ma.., ganteng banget ya cafa itu J”, “kayak gitu ganteng? Gimana jeleknya!”. Aku selalu menjawab seperti itu karena aku tidak suka sikap Cafa yang sombong.kami tidak pernah akur.

 Namun suatu hari saat kami pindah ruang kelas di smester II, entah kenapa dia yang biasanya jutek dan cuek padaku, berubah menjadi sangat perhatian padaku, “ma, koq kamu cantik banget hari ini?”. “liat saya sih ma, saya pengen ngobrol sama kamu”.”cie.. ehem-ehem”, seru teman-temannya. Entah kenapa aku baru merasa bahwa Cafa itu sangat tampan, namun aku tetap gengsi mengatakan itu pada temanku. Saat aku naik angkutan umum untuk pulang, kudengar mereka sedang membicarakan Cafa dan manda, yaitu pacar Cafa. Aku baru mengetahui bahwa Cafa telah mempunyai pacar. Keesokan harinya, saat aku lewat didepan manda Cafa dan teman-temannya, kulihat mereka tertawa-tawa. Ternyata kemarin-kemarin itu hanya rekayasa permainan mereka. Entah kenapa aku sangat marah dan kesal. Sejak saat itu aku tidak pernah berbicara dengan Cafa lagi, Hingga aku naik ke kelas 8. Dan entah kenapa di kelas 8 ini aku harus sekelas dengan Cafa dan manda.  Ini benar-benar membuatku tidak nyaman dan saat itu juga, aku duduk bersebelahan dengan cafa, bukan sebangku, tapi bersebrangan.

Setiap hari aku mencoba menghapus perasaan ku padanya, namun bukannya menghilang, malah semakin besar. Namun hatiku semakin sakit saat melihat mereka berdua, mereka pernah putus, namun tak lama nyambung kembali. Terus seperti itu hingga hamper kelulusan.  Dan saat hamper kelulusan itu, kudengar bahwa mereka sudah putus, karena kami satu kelas lagi. Tapi bagiku mereka sudah putus atau belum sama saja, karna Cafa tidak akan pernah suka padaku. “dia suka padaku?? Itu benar-benar hal yang impossible”, itu yang selalu kukatakan dihatiku. Namun tak jarang aku menghayal Cafa menyatakan perasaannya padaku, tapi sekali lagi itu adalah hal yang IMPOSSIBLE.

kini aku telah masuk sekolah menengah atas, dan ini saatnya aku membuka lembaran baruku,karena yang aku tahu Cafa tidak mendaftar di sekolah ini. Disini kutemukan teman, dan guru baru, namun banyak pula teman-teman dari SMPku dulu. Perlahan aku terlupakan tentang dirinya, dan bahkan aku sedang dekat dengan salah seorang senior disini. Setengah tahun kurang lebih telah berjalan, dan sutu hari aku mendengar kabar bahwa Cafa sakit-sakitan disana, aku tahu itu karena ibunya mengajar di SMA ini. Entah kenapa aku menjadi KEPO dan ingin lebih tahu mengenai hal itu. Kuliat di akun twitternya, tapi dia tidak meng-tweet  bahwa dia sedang sakit, yang ada malah kata-kata cintanya buat manda, sekitar 6 bulan lalu. Dengan banyak berpikir, lalu aku putuskan untuk mem follow dia, tak lama setelah beberapa hari kulihat dia telah mem follback.

Setelah libur kenaikan kelas, kudengar kabar bahwa dia akan pindah kesekolah ini, namun ternyata itu Cuma kabar burung. Yang ada aku yang harus pindah, karena aku dan keluargaku akan pindah keluar kota. Sedih rasanya harus meninggalkankota yang penuh dengan kenangan ini, apalagi dia masih berada dikota ini.

 Pagi harinya, setelah berpamitan dengan teman-teman disekolah, aku menyempatkan pergi ke SMP, sekolah masih sepi karena siswa-siswinya masih belajar dikelas, lama tak kukunjungi sekolah ini, kulihat di gudang ada meja yang bagiku banyak kenangan, yaitu meja yang dahulu pernah kurebutkan dengan Cafa saat masih kelas 7, dan akhirnya kami disuruh duduk sebangku agar tidak rebutan. Sebagai kenangan, sebelum pergi kutitipkan surat didalam laci meja itu, dan akupun keluar dari gudang itu dan berjalan-janlan sebentar. Saat diperjalanan ke ruang guru, kulihat ada seorang pria disana, dari jauh seperti seseorang yang ku kenal saat semakin dekat kulihat ternyata itu Cafa, akusangat terkejut dan langsung berlari kearah gudang tadi untuk mengambil suratku, namun hal itu bertepatan dengan bell istirahat, siswa-siswa telah keluar, dan sampai digudang surat itu telah tidak ada didalam laci meja itu. Aku kembali ke ruang guru, dan kulihat Cafa telah pergi dengan motornya. “tidak mungkin diakan?? Itu tidak mungkin!!”, kataku dalam hati. Aku takut jika benar Cafa yang menemukan surat itu. Akupun pulang kerumah, dan bersiap untuk pergi bersama orang tuaku. “ selamat tinggal kotaku, selamat tinggal temanku, selamat tinggal kenanganku, dan selamat tinggal cinta masalaluku”.. ucapku. Dan kamipun berangkat.


_To be continued....._

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Perjalanan Terakhir Kita

 Menunggu mu atau menunggu surat undangan pernikahan dirimu