BELAJAR MOVE ON dari first love

BELAJAR  MOVE ON dari first love

Pertemuan yang awalnya tak pernah ku sangka, dan tidak pernah aku terpikirkan untuk  bisa lebih kenal dekat dengan dia. Sejak awal bertemu dengannya, yaitu beberapa minggu setelah aku mulai bersekolah di SMAN 1 BARADATU, aku lupa tepatnya pada tanggal berapa, yang pasti saat itu aku sedang berjalan pulang bersama dengan temanku menuju gerbang, tiba-tiba langkahku terhenti sejenak, saat aku melihat senior itu. Dia sangat tampan, dan sepertinya orang yang baik. “pasti dia sudah punya pacar”, pikirku dalam hati. sejak saat itu aku selalu terpikir tentangnya.
Setelah beberapa hari dari hari itu, aku baru mengetahui bahwa pria itu adalah kakak sepupu dari salah satu temanku dikelas. Dengan gaya bercanda kuucapkan padanya, “deka, titip salam ya buat kakak kamu”, temanku itu bernama deka. Tiba-tiba keesokan harinya deka mengatakan padaku, “ina, salam kamu dibalikin”. “ha??”, “ia dibalikin!, maksudnya salam balik, hehe”, Jelasnya. Temanku mulai menyoraki dan mencari tahu tentang kakak senior kelas 12 yang bernama RAFA itu. Sejak hari itu, setiap senior  itu lewat, teman-temanku pasti menyorakinya dengan sebutan “KAKAK BULE”, yaitu sebutan yang khusus kubuat, tapi bukan aku yang menyuruh teman-temanku.
Mungkin sekitar sebulan berlalu, akhirnya kakak itu mengirim pesan ke nomor  ku, “WOW”, aku  sangat terkejut dan senang sekali. Dan tak sehari-pun ku lewatkan tanpa sms darinya. Teman-temanku mulai tahu bahwa aku telah smsan dengan kak Rafa dari Deka. Malu sih, tapi seneng bisa lebih kenal dengannya. Suatu hari ada tugas kelompok, dan aku satu kelompok dengan deka.dan teman-teman sekelompokku usul untuk kerja kelompok dirumah deka. Aku ragu untuk datang, namun aku tetap datang, untung saja tidak ada kak Rafa di rumah deka. Namun saat pulang deka menemaniku untuk menunggu jemputan, dan saat ingin berjalan, kulihat ada kak Rafa, aku langsung menunduk, dan deka mulai menggoda kami. Dan hari itu kak Rafa menemaniku menunggu jemputan, walau ada deka juga. Gugup, malu, dan tegang yang kurasakan, sepertinya aku benar-benar jatuh cinta.
Hari_hari berlalu, dan kami semakin dekat, hingga akhirnya pada tanggal 29 Desember 2013, kak Rafa menanyakan perasaan ku yang sebenarnya kepadanya, aku sangat deg-degan saat menjawab bahwa aku benar-benar suka padanya. Namun saat dia mengajaku untuk berpacaran, aku ragu, dan aku tidak menerimanya. Namun keesokan harinya, pada hari bagi raport, untuk pertama kalinya aku berangkat dan pulang sekolah bersamanya, namun jarak rumahku terlalu dekat, jadi terlalu cepat berlalu perjalanannya. Aku sangat senang, namun harus ada libur panjang setelah itu, dan itu berarti akan lama aku tidak bisa melihatnya. .
Kami terus berkirim pesan, hingga akhirnya entah kenapa aku menjadi malas, dan bosan untuk membalas pesannya, mungkin karena aku tidak suka kata-kata manis darinya. Dan akhirnya kami seperti menjauh, dan pada 27 januari 2014, aku mengetahui bahwa dia baru saja berpacaran dengan salah satu teman atau seseorang yang aku kenal. Mereka mulai berpacaran pada tanggal 25, sebenarnya aku sudah tahu itu dari status dan koment yang kak rafa buat, namun aku tidak tahu bahwa itu ternyata benar. Hal itu membuatku sedih, teman-teman selalu mengatakan, “yang sabar ya Ina”. Menyakitkan saat mengingat semua cerita dari pertemuan awal kami, hingga menjadi dekat, dan akhirnya menjauh lagi. Memang benar kata pepatah, “kita akan merindukan sesuatu yang bukan milik kita lagi”, sebenarnya dia dari awal memang bukan milikku, tapi rasa sedih, dan sakit itu pasti, tapi aku harus bagaimana, aku bukan siapa-siapanya, mana ada hak aku untuk melarangnya.
Sahabat sahabatku mulai sibuk dengan menyalahkan kak rafa, dan menuduhnya memberiku harapan palsu,atau PHP.  aku bahkan sudah beberapa kali mengingatkan mereka untuk tidak melakukan hal itu, namun mereka terlalu kesal karena melihatku sedih. Ada seorang sahabatku bernama rina, dia berkata padaku, “nda udah lupain aja kakak itu, masih banyakkan yang lain, kita harus bisa move on”. Dia selalu membela dan menenangkanku. Awalnya aku selalu berkata move on itu mudah, saat teman-temanku bertanya padaku ketika mereka sedang ada masalah. namun saat ini aku baru menyadari bahwa move on itu tidak semudah itu.
 Jika dulu saat kak Rafa lewat teman-temanku selalu memanggilnya, namun kini saat dia lewat maka teman-temanku memalingkan wajah, dan tidak menyuruhku untuk melihatnya, “teman-teman, jika kalian begini namanya bukan bersikap biasa, jika begini mana bisa aku melupakannya?, bukankah kalian yang menyuruhku bersikap biasa pada hal ini?!”, ucapku. Dan suatu hari kak Rafa membuat status di grup, yang intinya meminta maaf, dan meminta kami untuk tidak mengganggu pacarnya. Aku bingung disini, ada apa dengan pacarnya?, mungkin kami kesal dan ada salah satu temanku yang membuat status yang menyinggung, tapi itu telah berlalu, kenapa dia mengungkit lagi, akhirnya aku berani koment, “maaf kak, kami gakan ribut Cuma karena cowok, jadi kakak tenang aja!”. Dan untuk apa dia minta maaf, aku sendiri bahkan merasa tidak ada yang salah dalam hal ini, aku jadi tambah bingung, aku hanya fans dan bukan siapa-siapa, jadi untuk apa kak rafa minta maaf.
Mulai hari itu aku mencoba berhenti memikirkannya, awalnya aku berpikir meski kami tidak ditakdirkan bersama, setidaknya aku ingin tetap bisa tersenyum pada satu sama lain, tapi sepertinya tidak bisa, karena aku takut pacarnya marah, dan aku memang tidak ingin mengganggu hubungan mereka. Teman-temanku membantuku untuk move on, kami bersikap seperti tidak pernah mengenal satu sama lain, (jadi ingat kata-kata shi-hoo oppa di drama queen of reversal J)meski perlu waktu yang lumayan lama, akhirnya aku berhasil move on atau melupakan tentang dia, mungkin belum sepenuhnya, tapi setidaknya aku bisa berjalan didepannya dengan biasa seperti orang lain, meskipun aku merasa ini aneh, karena bersikap tidak kenal. Tapi aku yakin aku pasti akan bisa move on dari cinta pertamaku ini…..

“dari pertemuan yang tidak kukira akan terjadi, akhirnya ada sebuah perpisahan. Yang awalnya kukira akan lebih lama lagi terjadinya perpisahan ini, ternyata perkiraanku salah, kini semua kenangan telah berlalu, dan menjadi masalalu, dan kisah cinta pertama ku di SMA ini telah terkubur”

RADESAPARKJ

RAhmah DEpiSAri…J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Perjalanan Terakhir Kita

 Menunggu mu atau menunggu surat undangan pernikahan dirimu